Labels

Jumat, 22 November 2013

PERINDU ALLAH



PERINDU ALLAH

الحمد لله الذى نزّهَ قلوبَ أوليائه عن الاِلتفات إلى زُخْرُفِ الدنيا ونَضْرَتِهِ, وصَفَى أسرارَهم من ملاحظةِ غيرحَضْرتِهِ ,
والصلاة والسلام على محمد خاتم الأنبياء بكمال نبوّتهِ , وعلى اله وأصحابه سادةِ الخَلقِ وأئمتهِ , وقادة الحقّ وأَزِمَّتِهِ وسلمْ كثيراً

Segala puji bagi Allah yang telah mensucikan hati para kekasih-Nya sehingga mampu untuk tidak berpaling kepada keelokan duniawi. Dibersihkan pula tempat berpijak para kekasih-Nya sehingga mereka tetap berada di jalan-Nya. Shalawat dan salam selalu terkirim kepada Muhammad, penutup para nabi dengan membawa risalah kenabian yang sempurna. Tidak lupa teruntuk keluarga, para sahabat yang telah menjadi pemimpin sekaligus sebagai panutan umat.

Anak-anakku sayang…
Dalam satu hadis Nabi diceritakan bahwa nabi Ibrahim, Khalilullah, kekasih Allah, sedikit protes ketika hendak dicabut ruhnya, seraya berkata:

هل رايت خليلًا يُميتُ خليلهُ؟
Wahai Malaikat Maut, apakah engkau ingin melihat seorang kekasih meninggal dunia disebabkan oleh kekasihnya sendiri?

فاَوْحى الله تعالى اليه
Kemudian datang wahyu Allah kepada nabi Ibrahim:

هل رايتَ مُحبًّا يَكرَهُ لقاء حبيبه؟
Adakah engkau melihat seorang kekasih yang benci untuk bertemu kekasihnya?

فقال يا ملك الموت فاالان فاقْبِضْ
Dengan mantap Nabi Ibrahim berkata: Wahai Malaikat maut, sekarang cabutlah nyawaku

Anak-anakku sayang…
Bagi seorang mu’min, dunia ini laksana penjara. Sebab dunia menjadi penghalang baginya untuk bertemu dengan sang kekasih, yaitu Allah SWT. Kematian adalah gerbang, jalan kebebasan untuk datang dan berjumpa dengan-Nya.
Mencintai Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban bagi setiap pribadi mu’min. Allah SWT berfirman:

فَسوْفَ يَأْتِى اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهُ
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya (QS. Al Maaidah:54)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
والذين امنوا أشَدُّ حُبًّا ِللهِ
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah (QS. Al Baqarah: 165)
Rasulullah menjadikan cinta kepada Allah sebagai syarat sempurnanya iman seseorang;

لا يؤمن أحدكم حتى يكونَ الله ورسوله أحبَّ إليه مما سواهما
Tidak mungkin seseorang beriman hingga ia mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya

Dilain kesempatan Rasulullah bersabda:

أحبّوا الله لما يغذوكم به من نعمه وأحبونى لحب الله إياى
Cintailah Allah oleh sebab nikmat-nikmat yang diberikan kepadamu. Dan cintailah diriku disebabkan oleh cintanya Allah kepadaku.


Anak-anakku sayang…
Mencintai adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang membuat diri terasa nyaman, senang, maupun suka. Mencintai Allah berarti perasaan gembira sebab banyaknya kebaikan yang Allah telah berikan. Semakin besar rasa cinta kepada Allah semakin besar pula kenikmatan yang dirasakan oleh jiwa.
Tidaklah mungkin kita mencintai Allah ketika hati ini sibuk dengan urusan duniawi. Terlebih dahulu sucikan hati dengan bertaubat, tanamkan perasaan sabar, lebih mencintai akhirat daripada kehidupan dunia, waspada terhadap ibadah-ibadah yang telah kita lakukan jangan sampai diiringi dengan riya, selalu berharap rahmat Allah, jauhi sifat sombong dengan merasa diri lebih baik dari orang lain.
Setelah kita sucikan hati maka timbullah perasaan cinta kepada Allah. Inilah yang Allah gambarkan sebagai kalimatan thoyyibatan. Hati yang suci diumpamakan sebagai tanah kosong yang bersih tanpa ilalang, siap untuk ditebar benih. Dari benih tersebut tumbuh pohon yang baik, akarnya kokoh menghunjam ke bumi, cabangnya menjulang ke langit. Pohon yang baik  sebagai perumpamaan rasa cinta kepada Allah.

اَلمْ ترَ كيف ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا كلمةً طَيِّبَةً كشجَرَةٍ طيِّبةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وفرْعُهَا فىِ السّماءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit (QS. Ibrahim: 24)
Mudah-mudahan kita menjadi pribadi mu’min yang sempurna, yang mencintai Allah dan rasul-Nya ada di atas segala-galanya, melebihi cinta kita teruntuk keluarga, harta, dan jabatan. Tidak terlena dengan kehidupan duniawi. Sehingga kita dapat menjadi kekasih Allah, yang rindu untuk bertemu dengan-Nya.


Jumat, 22 Nopember 2013
Teruntuk Anakku Tersayang;
Moh. As’ad Zahid
Semoga menjadi pribadi cinta Allah
Amiin…
                                                   

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

About Me

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Translate