PERINDU ALLAH
الحمد لله الذى نزّهَ
قلوبَ أوليائه عن الاِلتفات إلى زُخْرُفِ الدنيا ونَضْرَتِهِ, وصَفَى أسرارَهم من
ملاحظةِ غيرحَضْرتِهِ ,
والصلاة والسلام
على محمد خاتم الأنبياء بكمال نبوّتهِ , وعلى اله وأصحابه سادةِ الخَلقِ وأئمتهِ ,
وقادة الحقّ وأَزِمَّتِهِ وسلمْ كثيراً
Segala
puji bagi Allah yang telah mensucikan hati para kekasih-Nya sehingga mampu
untuk tidak berpaling kepada keelokan duniawi. Dibersihkan pula tempat berpijak
para kekasih-Nya sehingga mereka tetap berada di jalan-Nya.
Shalawat dan salam selalu terkirim kepada Muhammad, penutup para nabi dengan
membawa risalah kenabian yang sempurna. Tidak lupa teruntuk keluarga, para
sahabat yang telah menjadi pemimpin sekaligus sebagai panutan umat.
Anak-anakku
sayang…
Dalam
satu hadis Nabi diceritakan bahwa nabi Ibrahim, Khalilullah, kekasih Allah,
sedikit protes ketika hendak dicabut ruhnya, seraya berkata:
هل رايت خليلًا يُميتُ خليلهُ؟
Wahai
Malaikat Maut, apakah engkau ingin melihat seorang kekasih meninggal dunia
disebabkan oleh kekasihnya sendiri?
فاَوْحى الله تعالى اليه
Kemudian
datang wahyu Allah kepada nabi Ibrahim:
هل رايتَ مُحبًّا يَكرَهُ لقاء حبيبه؟
Adakah
engkau melihat seorang kekasih yang benci untuk bertemu kekasihnya?
فقال يا ملك الموت فاالان فاقْبِضْ
Dengan
mantap Nabi Ibrahim berkata: Wahai Malaikat maut, sekarang cabutlah nyawaku
Anak-anakku
sayang…
Bagi
seorang mu’min, dunia ini laksana penjara. Sebab dunia menjadi penghalang baginya
untuk bertemu dengan sang kekasih, yaitu Allah SWT. Kematian adalah gerbang,
jalan kebebasan untuk datang dan berjumpa dengan-Nya.
Mencintai
Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban bagi setiap pribadi mu’min. Allah SWT
berfirman:
فَسوْفَ يَأْتِى
اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهُ
Maka
kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintaiNya (QS. Al Maaidah:54)
Dalam
ayat lain Allah berfirman:
والذين امنوا
أشَدُّ حُبًّا ِللهِ
Adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah (QS. Al Baqarah: 165)
Rasulullah
menjadikan cinta kepada Allah sebagai syarat sempurnanya iman seseorang;
لا يؤمن أحدكم حتى يكونَ الله ورسوله أحبَّ إليه مما سواهما
Tidak
mungkin seseorang beriman hingga ia mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas
segala-galanya
Dilain
kesempatan Rasulullah bersabda:
أحبّوا الله لما يغذوكم به من نعمه وأحبونى لحب الله إياى
Cintailah
Allah oleh sebab nikmat-nikmat yang diberikan kepadamu. Dan cintailah diriku
disebabkan oleh cintanya Allah kepadaku.
Anak-anakku
sayang…
Mencintai
adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang membuat diri terasa nyaman,
senang, maupun suka. Mencintai Allah berarti perasaan gembira sebab banyaknya
kebaikan yang Allah telah berikan. Semakin besar rasa cinta kepada Allah
semakin besar pula kenikmatan yang dirasakan oleh jiwa.
Tidaklah
mungkin kita mencintai Allah ketika hati ini sibuk dengan urusan duniawi. Terlebih
dahulu sucikan hati dengan bertaubat, tanamkan perasaan sabar, lebih mencintai
akhirat daripada kehidupan dunia, waspada terhadap ibadah-ibadah yang telah
kita lakukan jangan sampai diiringi dengan riya, selalu berharap rahmat Allah,
jauhi sifat sombong dengan merasa diri lebih baik dari orang lain.
Setelah
kita sucikan hati maka timbullah perasaan cinta kepada Allah. Inilah yang Allah
gambarkan sebagai kalimatan thoyyibatan. Hati yang suci diumpamakan
sebagai tanah kosong yang bersih tanpa ilalang, siap untuk ditebar benih. Dari
benih tersebut tumbuh pohon yang baik, akarnya kokoh menghunjam ke bumi,
cabangnya menjulang ke langit. Pohon yang baik sebagai perumpamaan rasa cinta kepada Allah.
اَلمْ ترَ كيف
ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا كلمةً طَيِّبَةً كشجَرَةٍ طيِّبةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ
وفرْعُهَا فىِ السّماءِ
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit (QS.
Ibrahim: 24)
Mudah-mudahan
kita menjadi pribadi mu’min yang sempurna, yang mencintai Allah dan rasul-Nya
ada di atas segala-galanya, melebihi cinta kita teruntuk keluarga, harta, dan
jabatan. Tidak terlena dengan kehidupan duniawi. Sehingga kita dapat menjadi
kekasih Allah, yang rindu untuk bertemu dengan-Nya.
Jumat,
22 Nopember 2013
Teruntuk
Anakku Tersayang;
Moh.
As’ad Zahid
Semoga
menjadi pribadi cinta Allah
Amiin…
0 komentar:
Posting Komentar