AMARAH KUNCI SETIAP KEJAHATAN
الحمد لله الذى جعلنا من الناصحين , وافهمنا من علوم العلماء الراسخين
. والصلاة والسلام على من نسخ دينُه أديانَ الكفرة والطالحين , وعلى اله واصحابه
الذين كانوا بتمسك شريعته صالحين
.
Segala puji bagi Allah, tempat bersandar bagi orang-orang
yang mengharap ampunan dan rahmat-Nya, dan hanya orang-orang yang takut
kepada-Nya yang selalu waspada akan murka-Nya. Shalawat dan salam tercurahkan
kepada baginda Muhammad SAW, Rasul pilihan-Nya, di mana seluruh para nabi
berada di bawah naungan benderanya, juga teruntuk keluarga beliau, para
sahabatnya dan teruntuk para pemimpin yang mendapatr ridho Allah SWT.
Anakku sayang..
Saat
sebagian saudara kita di berbagai Negara, seperti Tunisia, Mesir, Yordania dan
Yaman meluapkan rasa amarah sebab hak asasi mereka terinjak-injak. Sementara di
sini, bara api amarah di hati rasanya ingin meletup keluar membakar rasa sabar
yang telah lama terpendam sebab melihat rasa keadilan di negeri ini yang sulit
dirasakan oleh mereka yang mencarinya, harga bahan pokok yang terus melambung,
jauhnya rasa aman dan nyaman bagi rakyat miskin untuk menikmati alat transportasi
darat maupun laut, berbagai tragedi kecelakaan kereta api dan kapal laut yang
terus terjadi, sportifitas yang berubah menjadi tawuran antar suporter sepak
bola dan warga, wakil rakyat yang sibuk mempersoalkan boikot ketimbang
menyelesaikan masalah rakyat, belum lagi kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Berbagai reaksi kemudian timbul dari kita menyikapi keadaan itu. Ada baiknya
mari kita renungi sebuah hadis Nabi SAW:
ألا إن بنى ادم خُلقوا على طبقاتٍ شتَّى فمنهم بطِئُ الغضب سريع الفئِ
ومنهم سريع الغضب سريع الفئ فتلك بتلك ومنهم سريع الغضب بطئ الفئ ألا وانّ خيرهم
البطئ الغضب السريع الفئ وشرَّهم السريع الغضب البطئ الفئ
Ingatlah, bahwa manusia tercipta dari
berbagai macam keadaan. Ada yang lamban amarahnya kemudian segera mereda, ada
yang cepat amarahnya dan cepat pula redanya, dan ada pula yang cepat marahnya
tapi lamban redanya. Ingatlah, sebaik-baiknya keadaan mereka adalah yang lamban
amarahnya dan segera mereda. Dan seburuk-buruknya keadaan mereka adalah yang
cepat amarahnya dan lama redanya.
Anakku sayang..
Amarah
adalah kunci setiap kejahatan. Sebab syetan paling mampu menguasai manusia saat
marah. Akal tidak lagi berfungsi dan tergantikan oleh syahwatnya untuk kemudian
menuntun manusia menuju pintu neraka. Pantas bila kemudian Nabi bersabda:
ليس الشديد باصَّرعة وإنما الشديد الذى يملك نفسه عند الغضب
Orang kuat itu bukanlah
orang yang menang bergulat. Orang yang kuat adalah seseorang yang dapat
menguasai dirinya ketika marah.
Khalifah Umar bin Abdul Azis pernah mengirim surat kepada
bawahannya agar menghindari amarah ketika memutuskan persoalan rakyat.
Bila jiwa telah terbakar api amarah maka mata ini menjadi
buta, telinga ini tuli, tidak dapat melihat dan mendengar setiap kebaikan yang datang
dari orang lain. Hilang kendali laksana perahu tanpa nahkoda. Wajah tampak
buruk rupa. Keluar caci maki dari mulut. Tangan dan kaki ikut tergerak.
Selanjutnya tidak jarang terjadi pengrusakan sampai kepada pembunuhan.
Anakku sayang..
Sudah
menjadi sunnatullah, bahwa ada sesuatu yang kita cintai di dunia ini, dan ada
pula yang tidak kita sukai. Bila sesuatu yang kita cintai hilang, atau sesuatu
yang kita benci datang, maka dari situ timbullah amarah. Ada satu waktu amarah
harus ada di dalam diri kita ketika apa yang kita cintai bersifat darurat,
mesti, harus kita miliki. Seperti kebutuhan pokok untuk hari ini, sehelai
pakaian yang kita miliki, rumah tempat tinggal yang kita tempati. Bila ada
orang lain dengan sengaja mengambilnya dari kita maka harus tetap ada amarah yang
terkontrol dalam diri kita. Seseorang yang tidak marah ketika hak-haknya
dirampas padahal ia sangat butuh maka ia seperti khimar. Demikian ucapan Imam
Syafi’i.
Namun, bila apa yang kita miliki melebihi dari apa yang kita
butuhkan kemudian di satu waktu menghilang maka buanglah amarah yang timbul
dalam diri kita dengan cara mengingatkan diri bahwa istana penantian kita
adalah kuburan, tempat kembali kita adalah akhirat, apa yang ada di dunia pasti
binasa, bahwa apa yang kita miliki semestinya sekedar untuk yang kita butuhkan.
Anakku sayang..
Mari
sama-sama kita berusaha untuk dapat meredakan, bila perlu melepaskan sifat
amarah dalam diri ketika apa yang kita cintai hilang dan apa yang kita tidak
sukai datang. Dengan bersikap tawadhu, merasa diri belum tentu lebih baik dari
orang lain, siapapun dia. Dengan menyibukkan diri untuk lebih dekat kepada
Allah. Berprilaku dengan akhlakul karimah. Menjaga ucapan agar tidak menyakiti
hati orang lain. Bersikap qona’ah, merasa cukup, bersyukur dengan apa yang kita
miliki.
Allah SWT memuji prilaku orang-orang mukmin sebab kepribadian
orang-orang mukmin yang dapat menguasai dirinya ketika marah sehingga dapat
berfikir jernih untuk tetap berada dalam kebaikan. Sebaliknya Allah mengecam
prilaku orang-orang kafir yang membuat kerusakan di muka bumi di sebabkan
amarah yang selalu mengiringi mereka ketika bertindak. Firman-Nya dalam surat
al-Fath ayat 26:
اذ جعل الذين كفروا فى قلوبهمُ الْحَمِيّةَ
حميةَ الجاهليةِ فانزل الله سكينته على رسوله وعلى المؤمنين
Artinya: Ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan
dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliyah maka Allah menurunkan
ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin.
Nabi Muhammad SAW bersabda;
من كفّ غضبه كف الله عنه عذابه ومن اعتذره
الى ربه قبل الله عذره ومن خزن لسانه ستر الله عورته
Barang siapa yang dapat menahan dirinya dari amarah maka azab
Allah tidak akan sampai kepadanya. Barang siapa yang meminta maaf kepada
Tuhannya maka Allah akan memaafkannya. Dan barang siapa yang dapat menjaga
lisannya maka Allah akan tutup aibnya.
Mudah-mudahan kita menjadi pribadi muslim yang dapat
mengendalikan diri ketika marah. Terlebih di saat beban hidup yang semakin
berat, lapangan pekerjaan yang kian sulit, biaya pendidikan yang semakin
tinggi, dan mentalitas korup para pemimpin kita.
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وسارعوا الى مغفرة من ربكم وجبةٍ عرضُها
السموات والارضُ اُعدت للمتقين الذين ينفقون فى السرّاء والضرّاء والكاظمين الغيظ
والعافين عن الناس والله يحب المحسنين.
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan
mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi
orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS: al-Imran:133-134)
0 komentar:
Posting Komentar