Labels

Sabtu, 09 Februari 2013

AMARAH KUNCI SETIAP KEJAHATAN



AMARAH KUNCI SETIAP KEJAHATAN

الحمد لله الذى جعلنا من الناصحين , وافهمنا من علوم العلماء الراسخين . والصلاة والسلام على من نسخ دينُه أديانَ الكفرة والطالحين , وعلى اله واصحابه الذين كانوا بتمسك شريعته صالحين

.
Segala puji bagi Allah, tempat bersandar bagi orang-orang yang mengharap ampunan dan rahmat-Nya, dan hanya orang-orang yang takut kepada-Nya yang selalu waspada akan murka-Nya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW, Rasul pilihan-Nya, di mana seluruh para nabi berada di bawah naungan benderanya, juga teruntuk keluarga beliau, para sahabatnya dan teruntuk para pemimpin yang mendapatr ridho Allah SWT.

Anakku sayang..
Saat sebagian saudara kita di berbagai Negara, seperti Tunisia, Mesir, Yordania dan Yaman meluapkan rasa amarah sebab hak asasi mereka terinjak-injak. Sementara di sini, bara api amarah di hati rasanya ingin meletup keluar membakar rasa sabar yang telah lama terpendam sebab melihat rasa keadilan di negeri ini yang sulit dirasakan oleh mereka yang mencarinya, harga bahan pokok yang terus melambung, jauhnya rasa aman dan nyaman bagi rakyat miskin untuk menikmati alat transportasi darat maupun laut, berbagai tragedi kecelakaan kereta api dan kapal laut yang terus terjadi, sportifitas yang berubah menjadi tawuran antar suporter sepak bola dan warga, wakil rakyat yang sibuk mempersoalkan boikot ketimbang menyelesaikan masalah rakyat, belum lagi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Berbagai reaksi kemudian timbul dari kita menyikapi keadaan itu. Ada baiknya mari kita renungi sebuah hadis Nabi SAW:
 
ألا إن بنى ادم خُلقوا على طبقاتٍ شتَّى فمنهم بطِئُ الغضب سريع الفئِ ومنهم سريع الغضب سريع الفئ فتلك بتلك ومنهم سريع الغضب بطئ الفئ ألا وانّ خيرهم البطئ الغضب السريع الفئ وشرَّهم السريع الغضب البطئ الفئ

Ingatlah, bahwa manusia tercipta dari berbagai macam keadaan. Ada yang lamban amarahnya kemudian segera mereda, ada yang cepat amarahnya dan cepat pula redanya, dan ada pula yang cepat marahnya tapi lamban redanya. Ingatlah, sebaik-baiknya keadaan mereka adalah yang lamban amarahnya dan segera mereda. Dan seburuk-buruknya keadaan mereka adalah yang cepat amarahnya dan lama redanya.

Anakku sayang..
Amarah adalah kunci setiap kejahatan. Sebab syetan paling mampu menguasai manusia saat marah. Akal tidak lagi berfungsi dan tergantikan oleh syahwatnya untuk kemudian menuntun manusia menuju pintu neraka. Pantas bila kemudian Nabi bersabda:

ليس الشديد باصَّرعة وإنما الشديد الذى يملك نفسه عند الغضب
Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat. Orang yang kuat adalah seseorang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.
Khalifah Umar bin Abdul Azis pernah mengirim surat kepada bawahannya agar menghindari amarah ketika memutuskan persoalan rakyat.
Bila jiwa telah terbakar api amarah maka mata ini menjadi buta, telinga ini tuli, tidak dapat melihat dan mendengar setiap kebaikan yang datang dari orang lain. Hilang kendali laksana perahu tanpa nahkoda. Wajah tampak buruk rupa. Keluar caci maki dari mulut. Tangan dan kaki ikut tergerak. Selanjutnya tidak jarang terjadi pengrusakan sampai kepada pembunuhan.

Anakku sayang..
Sudah menjadi sunnatullah, bahwa ada sesuatu yang kita cintai di dunia ini, dan ada pula yang tidak kita sukai. Bila sesuatu yang kita cintai hilang, atau sesuatu yang kita benci datang, maka dari situ timbullah amarah. Ada satu waktu amarah harus ada di dalam diri kita ketika apa yang kita cintai bersifat darurat, mesti, harus kita miliki. Seperti kebutuhan pokok untuk hari ini, sehelai pakaian yang kita miliki, rumah tempat tinggal yang kita tempati. Bila ada orang lain dengan sengaja mengambilnya dari kita maka harus tetap ada amarah yang terkontrol dalam diri kita. Seseorang yang tidak marah ketika hak-haknya dirampas padahal ia sangat butuh maka ia seperti khimar. Demikian ucapan Imam Syafi’i.
Namun, bila apa yang kita miliki melebihi dari apa yang kita butuhkan kemudian di satu waktu menghilang maka buanglah amarah yang timbul dalam diri kita dengan cara mengingatkan diri bahwa istana penantian kita adalah kuburan, tempat kembali kita adalah akhirat, apa yang ada di dunia pasti binasa, bahwa apa yang kita miliki semestinya sekedar untuk yang kita butuhkan.
Anakku sayang..
Mari sama-sama kita berusaha untuk dapat meredakan, bila perlu melepaskan sifat amarah dalam diri ketika apa yang kita cintai hilang dan apa yang kita tidak sukai datang. Dengan bersikap tawadhu, merasa diri belum tentu lebih baik dari orang lain, siapapun dia. Dengan menyibukkan diri untuk lebih dekat kepada Allah. Berprilaku dengan akhlakul karimah. Menjaga ucapan agar tidak menyakiti hati orang lain. Bersikap qona’ah, merasa cukup, bersyukur dengan apa yang kita miliki.
Allah SWT memuji prilaku orang-orang mukmin sebab kepribadian orang-orang mukmin yang dapat menguasai dirinya ketika marah sehingga dapat berfikir jernih untuk tetap berada dalam kebaikan. Sebaliknya Allah mengecam prilaku orang-orang kafir yang membuat kerusakan di muka bumi di sebabkan amarah yang selalu mengiringi mereka ketika bertindak. Firman-Nya dalam surat al-Fath ayat 26:

اذ جعل الذين كفروا فى قلوبهمُ الْحَمِيّةَ حميةَ الجاهليةِ فانزل الله سكينته على رسوله وعلى المؤمنين
Artinya: Ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliyah maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin.

Nabi Muhammad SAW bersabda;

من كفّ غضبه كف الله عنه عذابه ومن اعتذره الى ربه قبل الله عذره ومن خزن لسانه ستر الله عورته
Barang siapa yang dapat menahan dirinya dari amarah maka azab Allah tidak akan sampai kepadanya. Barang siapa yang meminta maaf kepada Tuhannya maka Allah akan memaafkannya. Dan barang siapa yang dapat menjaga lisannya maka Allah akan tutup aibnya.
Mudah-mudahan kita menjadi pribadi muslim yang dapat mengendalikan diri ketika marah. Terlebih di saat beban hidup yang semakin berat, lapangan pekerjaan yang kian sulit, biaya pendidikan yang semakin tinggi, dan mentalitas korup para pemimpin kita. 

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وسارعوا الى مغفرة من ربكم وجبةٍ عرضُها السموات والارضُ اُعدت للمتقين الذين ينفقون فى السرّاء والضرّاء والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين.
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS: al-Imran:133-134)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

About Me

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Translate