Labels

Minggu, 24 Maret 2013

SAKARATUL MAUT



SAKARATUL MAUT

الحمد لله الذى ارسل ملك الموت قبض الارواح لا يمنع منه الحجاب ولا يستأذن على الملوك ولا يخاف صُولة المُتَسلْطِنين ولا يمنع منه كلُّ جبارٍ عنيدٍ ولا شيطانٌ مريدٌ

Anak-anakku sayang
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Malaikat Maut untuk mencabut ruh manusia hina dan bermartabat, jelata maupun berpangkat.
Shalawat dan salam tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul terakhir, Sayyidina Muhammad SAW, yang memberi  kabar gembira kepada orang-orang yang ta’at dan kabar duka cita kepada yang sesat.

Anak-anakku sayang
Marilah sama-sama  kita renungi  sebuah firman Allah SWT di dalam surat Maryam ayat 56-57:

واذكرْ فى الكتابِ ادريسَ انه كان صدّيقًا نبيًا ورفعناه مكانًا عليّيًا
Ayat ini bertutur tentang sepenggal kisah nabi Idris Alaihissalam. Beliau diberi karunia oleh Allah dengan merasakan kematian sebelum datang waktunya. Tatkala Malaikat Maut, Izrail bertanya kepada beliau tentang dukanya kematian:

يا أخى كيف وجدتَ مَرارةَ الموت؟ فقال ان الحيوان اذا انْسُلِخَ جلدهُ حال حياته وهو حىٌ فمرارته اشدُّ منه الف مرةٍ
Wahai saudaraku, bagaimana engkau merasakan derita kematian?  Nabi Idris menjawab: Bila ada derita dari hewan yang dikuliti tubuhnya padahal keadaannya masih hidup, maka kepedihan sebab dicabut nyawa seribu kali lebih sakit dari itu.

Anak-anakku sayang
Bila terdapat derita sebab luka yang ada di tubuh, maka ada kemungkinan organ tubuh yang lain dapat bekerja normal tanpa terganggu oleh sebab luka tersebut. Namun jika derita itu disebabkan oleh nyawa yang tercabut dari tubuh ini, maka akibatnya akal menjadi tertutup, lisan tidak dapat berkata-kata dan pandangan mata hilang seketika. Derita kematian merasuk keseluruh sendi dan aliran darah di tubuh. Pedih akan terasa saat urat-urat tercabut. Perlahan satu persatu anggota tubuh merasakan derita kematian. Dimulai dari telapak kaki, lalu ke betis kemudian menjalar hingga sampailah ke tenggorokan. Sesaat kemudian tubuh ini nampak berubah warna seperti debu, tempat asal manusia itu tercipta.
Rasulullah SAW pernah menjelaskan derita sebab sakaratul maut:

وعن الحسن ان رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكرَ الموتَ وغُصَّتَه واَلَمَه فقال هو قدر ثلاثِ مائةِ ضربةٍ بالسيف
Dari Hasan RA bahwa Rasulullah SAW pernah menuturkan derita akibat kematian. Beliau mengumpamakan derita kematian itu sama artinya dengan tiga ratus kali  tebasan pedang.

Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah semasa hidupnya menganjurkan kepada kaum muslimin untuk berangkat berjihad memerangi kaum musyrikin dan berkata:

ان لم تقتلوا والذى نفسى بيده لَاَلْفُ ضربةٍ بالسيف اهونُ علىّ من موت على فراش
Jika kamu tidak terbunuh dalam peperangan, maka kamu akan mati dalam pembaringan. Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, niscaya seribu tebasan pedang bagiku lebih ringan dibanding aku mati dalam pembaringan.

Sementara Imam  Awza’i mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut akan tetap terasa sampai mayit dibangkitkan dari dalam kuburnya.

Anak-anakku sayang
Terdapat tiga bencana ketika kematian datang menghampiri kita. Pertama, kepedihan yang diakibatkan oleh dicabutnya ruh dari badan ini. Bencana kedua, yaitu ketika Malaikat Maut hadir dihadapan orang yang akan meninggal. Bagi seseorang yang  banyak melakukan dosa, Malaikat Maut tampak begitu mengerikan, dengan pakaian hitam bercampur bau busuk yang menyengat, sementara dari mulut dan lubang hidungnya keluar bara api neraka. Berbeda dengan orang yang beriman yang selalu ta’at kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, Malaikat Maut datang dengan wajah yang berseri-seri, mengenakan pakaian  yang teramat indah dan harum semerbak bau yang dibawanya. Bencana ketiga, yaitu diperlihatkannya neraka sebagai tempat kembali teruntuk orang-orang yang berdosa. Sedangkan bagi orang mu’min yang ta’at kepada Allah akan diperlihatkan surga untuk mengurangi beban derita sebab dicabutnya ruh dari badan. Rasulullah SAW bersabda :

من احب لقاء الله احب لقاءه ومن كرِه لقاء الله كره الله لقاءه. فقالوا كُلُّنا نكره الموتَ قال ليس ذالك بذالك ان المؤمن اذا فرَح له عما هو قادم عليه احبَّ لقاء الله واحب الله لقاءه
Barang siapa yang merasa senang untuk berjumpa kepada Allah, maka Allah akan senang pula untuk berjumpa kepadanya. Sebaliknya bila seseorang tidak suka untuk berjumpa kepada Allah maka Allah pun tidak akan suka berjumpa kepadanya. Sahabat lalu berkomentar: Wahai Rasul, kami tidak menyukai  kematian! Rasul menjawab: Janganlah bersikap seperti itu. Sesungguhnya seorang mu’min jika melapangkan dadanya datang kepada Allah maka ia telah senang untuk berjumpa kepada Allah dan Allah pun senang untuk berjumpa kepadanya.

Anak-anakku sayang
Semoga kita menjadi pribadi-pribadi muslim yang selalu ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Pribadi-pribadi yang suka bertaubat atas setiap kesalahan yang kita perbuat. Tidak ada kata terlambat untuk memohon ampunan kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:

تقبل توبة العبد مالم يُغرغِرْ
Taubatnya seorang hamba dapat diterima selama napasnya belum sampai di ujung tenggorokan.
                     
Dengan demikian pada akhirnya kita akan dipermudah oleh Allah untuk menghadapi sakaratul maut. Akan diperlihatkan betapa indahnya Malaikat Maut dengan semerbak mewangi datang menuju kita serta ditampakkan dihadapan kita kenikmatan-kenikmatan surga. Sebagaimana do’a Rasulullah SAW:

اللهم هوّنْ على محمد سكراتِ الموت
Ya Allah, permudah bagi Muhammad untuk menghadapi sakaratul maut.

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وليستِ التوبةُ للذين يعملون السيئاتِ حتى اذا حضر احدَهم الموتُ قال إنى تثبْتُ الْانَ ولا الذين يموتون وهم كثفارٌ اولئك اعتدنا لهم عذابا اليمًا
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka, barulah ia mengatakan:  “Sesungguhnya  saya bertaubat sekarang!”.  Dan tidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih  (S. An-Nur: 18)

























0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

About Me

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Translate