SAKARATUL MAUT
الحمد لله الذى ارسل ملك الموت قبض الارواح لا يمنع
منه الحجاب ولا يستأذن على الملوك ولا يخاف صُولة المُتَسلْطِنين ولا يمنع منه
كلُّ جبارٍ عنيدٍ ولا شيطانٌ مريدٌ
Anak-anakku sayang
Segala
puji bagi Allah yang telah mengutus Malaikat Maut untuk mencabut ruh manusia
hina dan bermartabat, jelata maupun berpangkat.
Shalawat
dan salam tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul terakhir, Sayyidina Muhammad
SAW, yang memberi kabar gembira kepada orang-orang yang
ta’at dan kabar duka cita kepada yang sesat.
Anak-anakku sayang
Marilah
sama-sama kita renungi sebuah firman Allah
SWT di dalam surat Maryam ayat 56-57:
واذكرْ فى
الكتابِ ادريسَ انه كان صدّيقًا نبيًا ورفعناه مكانًا عليّيًا
Ayat
ini bertutur tentang sepenggal kisah nabi Idris Alaihissalam. Beliau diberi karunia oleh Allah dengan merasakan
kematian sebelum datang waktunya.
Tatkala Malaikat Maut, Izrail bertanya kepada beliau tentang dukanya kematian:
يا أخى كيف
وجدتَ مَرارةَ الموت؟ فقال ان الحيوان اذا انْسُلِخَ جلدهُ حال حياته وهو حىٌ فمرارته
اشدُّ منه الف مرةٍ
Wahai saudaraku, bagaimana engkau
merasakan derita kematian? Nabi Idris
menjawab: Bila ada derita dari hewan yang dikuliti tubuhnya padahal keadaannya
masih hidup, maka kepedihan sebab dicabut nyawa seribu kali lebih sakit dari itu.
Anak-anakku sayang
Bila
terdapat derita sebab luka yang ada di tubuh, maka ada kemungkinan organ tubuh
yang lain dapat bekerja normal tanpa terganggu oleh sebab luka tersebut. Namun
jika derita itu disebabkan oleh nyawa yang tercabut dari tubuh ini, maka
akibatnya akal menjadi tertutup, lisan tidak dapat berkata-kata dan pandangan mata hilang seketika. Derita kematian merasuk
keseluruh sendi dan aliran darah di tubuh. Pedih akan terasa saat urat-urat
tercabut. Perlahan satu persatu anggota tubuh merasakan derita kematian.
Dimulai dari telapak kaki, lalu ke betis kemudian menjalar hingga sampailah ke
tenggorokan. Sesaat kemudian tubuh ini nampak berubah warna seperti debu,
tempat asal manusia itu tercipta.
Rasulullah SAW pernah menjelaskan derita sebab sakaratul maut:
وعن الحسن ان
رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكرَ الموتَ وغُصَّتَه واَلَمَه فقال هو قدر ثلاثِ
مائةِ ضربةٍ بالسيف
Dari Hasan RA bahwa Rasulullah SAW
pernah menuturkan derita akibat kematian. Beliau mengumpamakan derita kematian
itu sama artinya dengan tiga ratus kali tebasan pedang.
Sayyidina
Ali Karramallahu Wajhah semasa
hidupnya menganjurkan kepada kaum muslimin untuk berangkat berjihad memerangi
kaum musyrikin dan berkata:
ان لم تقتلوا
والذى نفسى بيده لَاَلْفُ ضربةٍ بالسيف اهونُ علىّ من موت على فراش
Jika kamu tidak terbunuh dalam
peperangan, maka kamu akan mati dalam pembaringan. Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya,
niscaya seribu tebasan pedang bagiku lebih ringan dibanding aku mati dalam
pembaringan.
Sementara
Imam Awza’i mengatakan bahwa rasa sakit
sakaratul maut akan tetap terasa sampai mayit dibangkitkan dari dalam kuburnya.
Anak-anakku sayang
Terdapat
tiga bencana ketika kematian datang menghampiri kita. Pertama, kepedihan yang
diakibatkan oleh dicabutnya ruh dari badan ini. Bencana kedua, yaitu ketika
Malaikat Maut hadir dihadapan orang yang akan meninggal. Bagi seseorang
yang banyak melakukan dosa, Malaikat
Maut tampak begitu mengerikan, dengan pakaian hitam bercampur bau busuk yang
menyengat, sementara dari mulut dan lubang hidungnya keluar bara api neraka.
Berbeda dengan orang yang beriman yang selalu ta’at kepada perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya, Malaikat Maut datang dengan wajah yang berseri-seri,
mengenakan pakaian yang teramat indah
dan harum semerbak bau yang dibawanya. Bencana ketiga, yaitu diperlihatkannya neraka
sebagai tempat kembali teruntuk orang-orang yang berdosa. Sedangkan bagi orang
mu’min yang ta’at kepada Allah akan diperlihatkan surga untuk mengurangi beban
derita sebab dicabutnya ruh dari badan. Rasulullah SAW bersabda :
من احب لقاء
الله احب لقاءه ومن كرِه لقاء الله كره الله لقاءه. فقالوا كُلُّنا نكره الموتَ
قال ليس ذالك بذالك ان المؤمن اذا فرَح له عما هو قادم عليه احبَّ لقاء الله واحب
الله لقاءه
Barang siapa yang merasa senang
untuk berjumpa kepada Allah, maka Allah akan senang pula untuk berjumpa
kepadanya. Sebaliknya bila seseorang tidak suka untuk berjumpa kepada Allah
maka Allah pun tidak akan suka berjumpa kepadanya. Sahabat lalu berkomentar:
Wahai Rasul, kami tidak menyukai kematian!
Rasul menjawab: Janganlah bersikap seperti itu. Sesungguhnya seorang mu’min
jika melapangkan dadanya datang kepada Allah maka ia telah senang untuk
berjumpa kepada Allah dan Allah pun senang untuk berjumpa kepadanya.
Anak-anakku sayang
Semoga
kita menjadi pribadi-pribadi muslim yang selalu ta’at kepada Allah dan
Rasul-Nya. Pribadi-pribadi yang suka bertaubat atas setiap kesalahan yang kita
perbuat. Tidak ada kata terlambat untuk memohon ampunan kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
تقبل توبة العبد
مالم يُغرغِرْ
Taubatnya seorang hamba dapat
diterima selama napasnya belum sampai di ujung tenggorokan.
Dengan
demikian pada akhirnya kita akan dipermudah oleh Allah untuk menghadapi
sakaratul maut. Akan diperlihatkan betapa indahnya Malaikat Maut dengan
semerbak mewangi datang menuju kita serta ditampakkan dihadapan kita
kenikmatan-kenikmatan surga. Sebagaimana do’a Rasulullah SAW:
اللهم هوّنْ على
محمد سكراتِ الموت
Ya Allah, permudah bagi Muhammad
untuk menghadapi sakaratul maut.
اعوذ بالله من
الشيطان الرجيم
وليستِ التوبةُ
للذين يعملون السيئاتِ حتى اذا حضر احدَهم الموتُ قال إنى تثبْتُ الْانَ ولا الذين
يموتون وهم كثفارٌ اولئك اعتدنا لهم عذابا اليمًا
Dan tidaklah taubat itu diterima
Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang
ajal kepada seseorang diantara mereka, barulah ia mengatakan: “Sesungguhnya
saya bertaubat sekarang!”. Dan tidak pula diterima taubat orang-orang
yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami
sediakan siksa yang pedih (S. An-Nur:
18)
0 komentar:
Posting Komentar