MENGGAPAI SYUKUR
الحمد لله اهل
الحمد والثناء, المنفرد برداء الكبرياء, المتوحد بصفات المجد والعُلاء, المؤيد
صَفْوة الاولياء بقوة الصبر على السراء والضراء والشكر على البلاء والنَعْماء.
والصلاة على محمد سيد الأنبياء وعلى اصحابه سادة الأصفياء وعلى اله قادة البررة
الأتقياء صلاة محروسة بالدوام عن الفناء, ومصونة بالتعاقب عن التصرم والانقضاء.
Anak-anakku sayang
Alhamdulillah,
mari sama-sama kita ucapkan sebagai tanda syukur atas semua ni’mat yang telah
Allah berikan kepada kita. Sehingga dengan ni’mat-Nya pula kita dapat kembali bersua untuk saling menasehati.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada hamba pilihan, Sayyidina Muhammad
SAW, makhluk termulya yang tetap berusaha bersyukur meski segala dosanya telah
terampuni oleh Allah SWT. Sebagaimana terucap dari bibir istri beliau,
Sayyidatuna ‘Aisyah Radiallahu Anha:
اليس قد غفر
الله لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر
Bukankah Allah telah mengampuni
semua dosa engkau yang lalu dan yang akan datang?
فما هذا البكاء
فى السجود وما هذا الجهد الشديد؟
Mengapa selalu ada tangisan di dalam sujudmu? Dan mengapa engkau lakukan shalat malam
dengan jerih payah?
Rasulullah
kemudian menjawab:
قال افلا اكون
عبدا شكورا؟
Tidakkah aku senang bila menjadi
hamba yang bersyukur?
Anak-anakku sayang
Hakekat
syukur adalah kebahagiaan di akhirat. Syukur berarti mempergunakan setiap
ni’mat yang Allah berikan kepada kita di tempat yang Allah cintai. Sedangkan
kufur berarti tidak mempergunakan setiap ni’mat yang Allah berikan kepada kita
atau ni’mat tersebut kita pergunakan di tempat yang Allah murkai.
Betapa
tidak terhingga banyaknya ni’mat yang Allah telah berikan kepada kita. Allah SWT berfirman di
dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 34:
وان تَعُدُّوا
نعمة الله لا تُحءصوها
Dan jika kamu menghitung ni’mat
Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.
Bukankah
kita dapat mengecap setiap rasa. Itu karena kita diberi indra perasa. Bukankah
kita dapat merasa harum mewangi aroma. Itu karena kita diberi indra pencium.
Bukankah kita dapat melihat keindahan alam semesta. Itu karena ada indra penglihatan.Bukankah
kita dapat mendengar setiap bait kata. Itu karena kita diberi indra
pendengaran. Bukankah kita dapat berbicara karena ada pita suara. Bukankah kita
dapat berpikir sehingga kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Itu karena kita diberi akal. Bukankah kita dapat meni’mati apa yang
terhampar di muka bumi dan yang terpendam di perut bumi. Bukankah kita dapat
merasakan isi lautan. Bukanakah kita dapat bergerak sebab cahaya matahari.
Bukanakah kita dapat terlelap dengan adanya malam. Dan bukankah setiap helaan
napas untuk hidup itu karena ada udara.
Semua
itu adalah ni’mat-ni’mat Allah SWT yang diberikan kepada kita untuk dapat kita
jadikan alat pendekatan diri kepada-Nya. Bila ni’mat-ni’mat tersebut kita tidak
pergunakan atau kita pergunakan di tempat yang Allah murkai, maka itu berarti
kita telah kufur.
Anak-anakku sayang
Betapa
teramat tinggi derajat yang Allah akan berikan bagi orang-orang yang bersyukur.
Allah berjanji akan langsung memberi tambahan ni’mat kepada hamba-Nya yang
bersyukur. Sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7:
لئن شكرتم
لأزيدنكم
Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah ni’mat kepada kamu.
Ada
tiga tahap yang harus dilalui untuk menjadi hamba yang bersyukur. Pertama, terlebih
dahulu meyakini bahwa setiap ni’mat berasal dari Allah. Kedua, timbul rasa
gembira atas setiap ni’mat yang diberi oleh Allah. Dan ketiga, merealisasikan
rasa gembira tersebut dengan cara bertekat dalam hati untuk menuju kepada
kebaikan. Lalu diucapkan dengan lisan dengan mengatakan Alhamdulillah. Setelah itu mempergunakan ni’mat-ni’mat
tersebut pada tempat yang Allah cintai. Bila kita menyadari bahwa tangan yang
kita miliki adalah ni’mat dari Allah, maka ucapkan alhamdilillah. Kemudian
pergunakan tangan tersebut untuk mengambil sesuatu yang baik. Dengan demikian
kita telah bersyukur atas ni’mat tangan yang Allah berikan kepada kita. Bila
kita menyadari pangkat, harta dan jabatan yang kita miliki adalah ni’mat dari
Allah, kemudian kita ucapkan Alhamdulillah. Lalu kita pergunakan pangkat, harta
dan jabatan tersebut di jalan kebaikan. Maka kita telah bersyukur atas ni’mat
Allah tersebut.
Anak-anakku sayang
Marilah
sama-sama kita intropeksi diri. Bertanya pada diri masing-masing. Sudahkah kita
bersyukur atas ni’mat-ni’mat yang Allah telah berikan kepada kita?
Boleh
jadi, kemiskinan di negeri yang kaya
raya sumber daya alamnya dengan slogan
gemah ripah loh jinawi merupakan azab dari Allah sebab kita tidak bersyukur
kepada-Nya. Tidak dapat mengolah kekayaan negeri ini dengan baik. Boleh jadi,
carut marutnya penegakan hukum di negeri
ini adalah azab dari Allah sebab tidak pernah kita mengupayakan tegaknya
keadilan di negeri ini.
Allah
berjanji tidak akan memberikan azab kepada hamba-Nya yang bersyukur. Firman
Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 47:
ما يفعل الله
بعذابكم ان شكرتم وامنتم
Allah tidak akan menyiksamu, jika
kamu bersyukur dan beriman.
Mudah-mudahan
kita semua dapat menjadi hamba yang bersyukur atas setiap nikmat yang Allah
berikan kepada kita. Sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat al-Baqarah
ayat 152:
فاذكرونى
اذءكثركم واشكروا لى ولا تكفرون
Maka ingatlah kamu kepadaku, niscaya aku ingat
pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
ni’mat-Ku.
0 komentar:
Posting Komentar