Labels

Minggu, 24 Maret 2013

HIKMAH PUASA



HIKMAH PUASA

الحمد لله الذى اعظم على عباده المنة, بما دفع عنهم كيدَ الشيطان وفنَّه, وردَّ أمله وخيَّب ظنَّه, إذ جعل الصوم حِصْنا لأوليائه وجُنَّة, وفتح لهم به أبواب الجنة, وعرّفهم أن وسيلة الشيطان الى قلوبهم الشهواتُ المستكنة وإن بقمعها تصبح النفس المطمئنة ظاهرةَ الشوكة فى قصْم خَصْمها قوية المنة, والصلاة على محمد قائد الخلق ومُمهِّد السنة وعلى اله واصحابه ذوى الأبصار الثاقبة والعقول المرجِّحة وسلم تسليما كثيرا.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan hamba-Nya terhormat sebab mampu keluar dari tipu daya syetan dengan cara berpuasa. Shalawat dan salam selalu terikrim kepada baginda Rasulullah, Muhammad SAW.

Anak-anakku sayang
Hari ini, tepat di hari yang ke -12 kita melaksanakan ibadah bulan Ramadhan 1432 H. Bulan ini dinamai Ramadhan yang berarti membakar setiap dosa-dosa yang telah kita perbuat oleh sebab selama bulan ini kita melakukan amal-amal baik di dalamnya, diantaranya berpuasa.
Puasa berarti berusaha mengalahkan musuh Allah SWT, yaitu syetan. Dengan berpuasa kita berusaha mengekang syahwat atau nafsu perut dan kemaluan kita. Sebab, syahwat atau nafsu itulah yang menjadi tempat bersemainya syetan dalam diri kita. Sehingga ada hijab atau jarak yang membuat kita dan Sang Pencipta, Allah SWT menjauh. Nabi bersabda:

لولا ان الشياطين يحومون على قلوب بنى ادم لنظروا الى ملكوت السموات
Seandainya tidak ada syetan yang mengitari hati-hati anak Adam, niscaya mereka dapat melihat alam malakut.

Anak-anakku sayang
Ada beberapa hikmah atau pengetahuan yang dapat kita peroleh dari pelaksanaan ibadah puasa. Hikmah pertama, puasa adalah bentuk kepatuhan kita sebagai hamba untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Bila kita telah merasakan bentuk kepatuhan kita kepada Sang Pencipta maka kita telah mencapai inti tujuan dari ibadah. Allah SWT berfirman:

وأمرنا لنسلم لرب العالمين
Dan kita disuruh menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam. ( al-An’am: 71)
Hikmah kedua, puasa adalah madrasah, sekolah tempat mendidik jiwa agar menjadi pribadi yang sabar menanggung setiap kesulitan. Menjadikan pribadi yang mampu mengatur dan mengontrol nafsu atau keinginannya. Bukan sebaliknya, nafsu atau keinginan yang mengatur manusia sehingga manusia tidak ubahnya seperti binatang. Allah SWT menyindir orang-orang yang diatur oleh nafsu atau keinginannya dalam surat Muhammad ayat 12:

ويأكلون كما تأكل الأنعام والنار مثوًى لهم
Dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.
Ketiga, puasa dapat menjadikan manusia menjadi pribadi yang penuh cinta kasih kepada sesama, empati kepada kesulitan orang lain, harus lembut perasaannya, dermawan, suka menyeka air mata orang-orang yang sengsara, dan pelipur bagi orang-orang yang ditimpa bencana. Hikmah keempat, puasa dapat mensucikan nafsu basyariyah atau sifat kemanusiaan yang melekat dalam diri kita dengan cara menanamkan rasa takut kepada Allah SWT, baik di tempat tertutup maupun di tempat terbuka. Sehingga kita menjadi pribadi yang bertaqwa yang menjadi tujuan dari puasa itu sendiri, لعلكم تتقون, agar kamu menjadi pribadi yang bertaqwa.

Anak-anakku sayang
Mari sama-sama kita introspeksi diri. Apakah selama ini kita telah melaksanakan perintah Allah sebagai bentuk kepatuhan kita sebagai hamba? Berapa banyak kewajiban yang kita abaikan? Bahkan kita lupakan? Apakah selama ini kita mampu mengontrol keinginan kita, nafsu kita? Boleh jadi kita telah menjadi budak nafsu kita. Kita korupsi, kita halalkan berbagai macam cara demi kekuasaan, pekerjaan, jabatan. Kita tidak ubahnya seperti binatang yang hidup demi perut dan nafsu semata. Apakah kita juga telah menjadi pribadi yang punya belas kasih kepada sesame? Tahukah, bila saat ini 7 juta lebih saudara kita di Somalia mengalami bencana kelaparan? 29 ribu anak-anak balita meninggal dunia. 640 ribu anak-anak mengalami kekurangan gizi. Tahukah, saat ini, di negeri kita masih ada 30,2 juta rakyat miskin? Belum lama di kediri, Jawa Timur, seorang ibu nekat mencuri beras untuk anak-anaknya yang sedang kelaparan. Boleh jadi, tetangga kita, saudara kita, saat ini dalam kondisi sulit untuk sekedar mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. Sudahkah kita punya empati, rasa belas kasih kepada mereka? Sehingga kita dapat mengulurkan tangan, memberi sedikit dari kelebihan kebutuhan kita. Dan apakah kita juga telah menjadi pribadi yang bertaqwa, takut kepada Allah di saat ada atau tidak ada orang lain? Bila kita giat, semangat, jujur, disiplin, di saat ada orang lain di sisi kita. Apakah  tetap  seperti itu ketika tanpa orang lain di sisi kita?

Anak-anakku sayang
Mudah-mudahan Ramadhan kali ini tidak sekedar menyapa kita. Lebih dari itu, kita berharap Ramadhan dapat menjadi madrasatun ruhiyatun, tempat pensucian jiwa kita. Sehingga kita dapat menjadi pribadi-pribadi yang patuh, taat kepada setiap perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya, menjadi pribadi-pribadi  yang sabar yang dapat mengontrol nafsu atau keinginan kita, menjadi pribadi-pribadi yang punya rasa belas kasih kepada sesama, menjadi pribadi-pribadi mu’min yang bertaqwa kepada Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

ياايها الذين امنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan berpuasa atas kamu sebagaimana telah diwajibkan  atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa ( QS. Al-Baqarah: 182)




0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

About Me

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Translate