RIDHO,
NIKMAT DI ATAS SURGA
الحمد لله وحده . والصلاة والسلام على من لا نبى بعده سيدنا محمد ابن
عبد الله وعلى اله وأصحابه ومن سار على نهجه الى يوم القيامة.
Anak-anakku
sayang..
Siapa yang
tidak menginginkan surga dalam akhir perjalanan hidupnya? Tempat kenikmatan
yang tak terkira, tak terbayangkan dalam pandangan, tak terasakan dalam
perasaan, dan tak terbersit dalam hati. Namun ternyata ada nikmat yang lebih
besar dari nikmat mendapatkan surga yaitu mendapatkan ridho Allah.
Anak-anakku
sayang..
Kelak ada tiga
kebahagiaan yang akan diperoleh oleh penghuni surga. Pertama,
mendapatkan hadiah berupa kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada
mereka.
فلا تعلمُ نفسٌ ما أُخْفِيَ لهم مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جزاءً بما
كانوا يعملون
Seseorangpun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu bermacam-macam
nikmat yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan (QS. As Sajadah: 17)
Kedua,
ucapan salam, sebagai ucapan selamat dari Allah.
سلامٌ قَولاً مِنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ
Kepada mereka dikatakan: “salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan
Yang Maha Penyayang (QS. Yasin: 58)
Ketiga,
kebahagiaan terbesar yang Allah berikan kepada penduduk surga yaitu ridhonya
Allah. Sebab dengan ridho-Nya kelak tidak ada hijab atau penghalang antara
Allah dan hamba-Nya.
ورِضْوانٌ من اللهِ أكبرُ
Dan keridhoan
Allah adalah lebih besar ketimbang mendapatkan surga beserta isinya (QS At
Taubah: 72)
Anak-anakku
sayang..
Ridho Allah
tidak mungkin kita bisa dapatkan bila kita sendiri tidak ridho, tidak puas
dengan apa yang Allah telah takdirkan teruntuk kita. Bila ada sesal, benci,
tidak puas terhadap pendapatan rizki yang kita peroleh, jabatan yang kita
dapatkan, status yang kita sandang, benci terhadap perbedaan pendapat diantara
kita, intoleransi terhadap perbedaan suku, ras dan agama. Bukankah itu semua
Allah telah takdirkan teruntuk kita? Sudah semestinya kita bersyukur, ridho,
rela hati terhadap apa yang Allah telah tetapkan, sehingga kita lapang dada,
tercipta kedamaian diantara kita. Allah murka terhadap hamba-Nya yang tidak
ridho dengan apa yang telah menjadi suratan takdir-Nya. Dalam hadis qudsi Allah
berfirman;
أنا الله لا إله إلا أنا مَن لم يصبِرْ على بلائ ولم يشكُرْ نَعْمائ
ولم يرضَ بقضائ فليتّخِذْ ربًّا سواىَ
Aku adalah
Allah, tiada tuhan selain-Ku. Barang siapa yang tidak sabar terhadap ujian-Ku,
tidak bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku dan tidak ridho atas takdir-Ku, maka
carilah tuhan selain-Ku.
Anak-anakku
sayang..
Sifat ridho
adalah buah dari cinta kita kepada Allah SWT. Bukankah derita akan terasa suka
cita bila itu berasal dari yang kita cintai? Rela, legawa dengan apa yang Allah
takdirkan kepada kita, baik maupun buruk. Itu bisa terjadi jika sudah ada cinta
kita kepada-Nya.
Mudah-mudahan
kita menjadi pribadi yang ridho, rela, merasa puas terhadap apa yang telah
Allah berikan sehingga Allah pun ridho kepada kita.
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
رَضِىَ اللهُ عنهم ورضُوْا عنهُ أولئك حِزْبُ اللهِ أَلَا إنّ حِزْبَ
الله همُ الْمُفْلِحون
Allah ridho
terhadap mereka dan merekapun merasa ridho, puas terhadap limpahan rahmat-Nya.
Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah
itulah golongan yang beruntung (QS. Al Mujadilah: 22)
0 komentar:
Posting Komentar